Minggu, 21 Juni 2015

KARYA WISATA

Peranan Karya Wisata Sebagai Media Pembelajaran



Sebuah pembelajaran yang efektif sangat diperlukan media pembelajaran pendukung, salah satunya adalah karya wisata yang mana akan membuat siswa lebih kreatif, inovatif, serta memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Makna kata "karya" artinya kerja  dan "wisata" berarti bepergian, jadi dapat disimpulkan bahwa “karya wisata” adalah pergi bekerja. Karya wisata sebagai media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Dalam proses pembelajaran, siswa sebagai subjek yang memiliki berbagai macam pribadi dan karakteristik yang berbeda – beda. Maka dari itu guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan harus mudah memberikan kemudahan kepada anak didiknya untuk mempelajari berbagi hal dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat seperti karya wisata. Karya wisata atau field trip dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan siswa keluar sekolah untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di sekolah, atau dengan kata lain bahwa karya wisata adalah suatu kunjungan ke suatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan karya wisata sebagai media pembelajaran, harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
ü    Kepentingan didaktis. ( kepentingan berdasarkan ilmu mengajar). Mengajar harus memperhatikan misalnya prinsip keberagaman dan lingkungan untuk menghindarkan timbulnya verbalisme. (mengetahui kata akan tetapi tidak mengetahui isi pengertian kata tersebut).
ü   Kepentingan objeknya, seperti yang telah di uraikan diatas tadi. Karena objeknya itu memang sangat perlu untuk didatangi secara langsung, diharapkan dengan mempelajari dan menelitinya secara langsung, siswa akan sangat lebih mudah untuk mengetahui objek yang dipelajari.
ü  Kepentingan guru sendiri. Untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman guru alangkah baiknya jika ia bersama-sama murid-muridnya berkaryawisata ke tempat dimana objek itu terdapat. Pengetahuan dan pengalaman itu akan berguna bagi kepentingan tugas mengajarnya di kemudian hari.
ü  Kepentinan anak murid atau peserta didik untuk menambah pengalaman dan memperluas pengetahuan.

Faktor – faktor penggunaan karya wisata sebagai media pembelajaran berdasarkan objeknya yaitu:


  
Obyek yang diukur berdasarkan besarnya : tentunya objek yang besar tidak mungkin dibawa ke sekolah atau kedalam kelas yang mana akan memakan ruangan yang sangat besar atau tidak cukup. Contoh: alat transportasi yang digunakan untuk mengunjungi objek karya wisata yaitu bus yang tidak dapat dimasukkan kedalam kelas karena terlampau besar. Jadi guru dan murid bisa melaksanakan karya wisata jika langsung terjun ke lapangan atau melakukan karya wisata ke suatu perusahaan yang mempunyai alat transportasi darat seperti bus tersebut.
v  Obyek yang akan mengalami perubahan atau kerusakan jika dipindahkan dari tempatnya: Contohnya adalah telur-telur ayam yang sedang ditetaskan dalam mesin peneras. Telur-telur yang sedang ditetaskan itu tidak boleh diangkat, dipegang-pegang atau dipindahkan dari ruangan alat penetas ke ,meja guru. Telur-telur yang sedang ditetaskan akan rusak, tidak bisa menjadi anak ayam, jika telur-telur itu dipegang pagang, diangkat-angkat, apalagi jika dengan tangan yang tidak steril. Karena itu cara yang sebaik-baiknya mengajarkan bagaimana proses menetaskan telur ialah dengan membawa murid - murid ketempat peternakan ayam dimana ada mesin-mesin penetas telur yang dapat dilihat.
v   Obyek yang diukur berdasarkan berat yang terlampau: suatu objek yang berat tentu saja tidak bisa dijadikan media pembelajaran di dalam kelas atau sekolah. Contoh: perahu layar karena beratnya tentu saja perahu layar tidak bisa di masukan kedalam sekolah dan seperti yang diketahui pada umumnya bahwa subjek yaitu siswa dan guru lah yang harus mendatangi objek tersebut ke daerah pesisir pantai bukan sebaliknya karena objeknya terlampau berat.
v  Obyek yang berbahaya jika dibawa ke kelas atau sekolah: jika guru menjelaskan materi yang berhubungan dengan binatang peliharaan dan binatang buas. Dalam hal ini, guru dan sisa bisa mengunjungi peternakan atau melakukan perjalanan ke taman safari dimana keselamatan dan keamanan terjamin. Karena binatang tersebut tidak mungkin dibawa ke dalam kelas atau sekolah.
v  Obyek yang memang ada pada tempat tersebut: jika guru memberikan pelajaran sejarah dan menjelaskan kepada gurunya mengenai sejarah candi Prambanan. Dalam hal ini murid – murid ingin mengetahui keadaan candi Prambanan secara nyata, jadi objek ini harus di kunjungi ke Yogyakarta karena hanya disanalah letak candi Prambanan dan terjadilah perjalanan karya wisata bagi siswa dan guru tersebut.

Kelebihan Karya Wisata Sebagai Media Pembelajaran

1.     
1. Semua siswa yang terlibat pada karya wisata merupakan partisipasi yang bagus karena dapat melihat, mengamati, mengalami, menghayati semua objek yang dikunjungi serta peranan petugas yang berada di tempat tersebut. Jadi hal ini merupakan pengalaman yang berharga bagi mereka.
2.      2. Melatih mental siswa adalah salah satu kelebihan dari karya wisata, kesempatan ini akan melatih mereka untuk berinterakasi dilingkungan luar bukan saja dilingkungan sekolah bahkan kelas saja.
3.      Rasa tanggung jawab akan tumbuh pada diri setiap siswa karena siswa harus menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mereka menemukan bukti kebenaran teorinya atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.

Kekurangan Karya Wisata Sebagai Media Pembelajaran yaitu:

1.   Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan karya wisata sangatlah banyak jika dibandingkan dengan melaksanakan pembelajaran di kelas
2. Guru terkadang kualahan jika mengatasi murid – murid di luar sekolah dalam rangka melakukan observasi. Perhatian murid-murid lebih terpengaruh oleh situasi disekitar obyek sehingga pemusatan perhatian pada waktu observasi dilakukan memerlukan pengawasan yang ketat dari Guru. Dalam hal ini, siswa tidak berlaku disiplin atau tertib.
3. Besar kemungkinan pada saat perjalanan wisata yang tidak dilengkapi dengan keamanan akan menimbulkan kecelakaan pada murid – murid selama melaksanakan karya wisata.

REFERENSI
Nasution, S, Dedaktik Asas-Asa Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. 4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar